survei

Buat temen temen yang pengen dapat tambahan
silahkan liat disini

Survei singkat dibayar mahal, pertama di Indonesia, Hanya ada di bisnis ini. Klik http://www.idsurvei.com/survei/zami/

Budidaya kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

 

PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi.
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun untuk menghasilkan pertumbuhan yang sehat dan jagur serta menghasilkan produksi yang tinggi memerlukan persyaratan tumbuh. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 - 14 bulan dan panen yang secara ekonomis adalah pada saat tanaman berumur 2,5 tahun.

SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
Penyemaian

Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.

Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.

Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.

Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang.
 Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.

 Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.

Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.

Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.

Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

Hama dan Penyakit
Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.

b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.

3.4.2. Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.

b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.

c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
 
Panen
Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. 



Pembenihan dan Pemeliharaaan Lobster Air Tawar




Lobster Air Tawar: Peluang usaha pembibitan dan pembesaran lobster air tawar sangat prospektif dan menjanjikan. Betapa tidak, ditelaah dari cara pembudidayaan yang tidak terlalu sulit serta modal yang dikeluarkan pun tidaklah terlalu besar. Kita bisa memulainya dalam skala rumahan untuk pembibitan dengan bermodalkan aquarium, sedangkan untuk pembesaran dapat dilakukan pada kolam semen, fiber, ataupun kolam tanah.


Proses Pembenihan

Pembenihan bisa dilakukan di dalam akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1 set indukan lobster atau kolam semen (ukuran 2x1m) berisi 5 set induk lobster. Semakin banyak jumlah set indukan lobster yang ditempatkan dalam satu kolam akan semakin bagus karena sifat lobster betina yang sangat selektif dalam memilih pejantan. Artinya , jika di dalam satu kolam terdapat banyak pejantan maka kemungkinan terjadinya perkawinan juga semakin besar.

Ciri-ciri induk betina yang baik adalah ukuran kepala yang lebih kecil daripada ukuran badannya. Sebailiknya pejantan lebih bagus yang kepalanya lebih besar daripada badannya.

Selama 2-3 minggu akan terjadi proses perkawinan indukan. Tanda-tanda induk betina bertelur adalah ekornya melengkung hingga kaki pertamanya. Setelah terlihat tanda-tanda bertelur, pindahkan induk betina tersebut ke akuarium lainnya. Usahakan 1 akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1 induk betina dengan ukuran air 20-25cm. hal ini untuk menghindari pertengkaran antara lobster betina yang dapat mengakibatkan kerontokan telur.

Satu induk lobster betina bisa menghasilkan 200-300 telur lobster. Proses pengeraman telur lobster membutuhkan waktu 30-35 hari. Untuk penetasan telur lobster, membutuhkan waktu 3-4 hari. Setelah telur menetas, segera ambil induknya. Jika induk tidak diambil lebih dari seminggu, induk akan memangsa anaknya sendiri. Setelah induk dipisahkan dari anaknya, pisahkan induk dari lobster dewasa lainnya.

Untuk proses perkawinan selanjutnya, sebaiknya tunggu lobster betina tersebut minimal 2 minggu atau sampai berganti kulit . waktu 2 minggu tersebut adalah waktu istirahat bagi lobster betina setelah bertelur. Induk lobster air tawar bias hidup sampai umur 3-4 tahun dengan panjang 20-25cm dan berat mencapai 0,5 kg. pada usia itu, lobster akan semakin banyak menghasilkan telur, bahkan jumlahnya bias mencapai ribuan. semakin tua lobster, maka jumlah telurnya akan semakin banyak., karena badannya senakin besar, kuat, dan panjang.

Pemeliharaan Benih

Setelah telur menetas menjadi benih, sebulan kemudian pilah benih yang berukuran besar, sedang dan kecil. Setelah dipilah, pisahkan benih lobster tersebut sesuai ukurannya kemudian pindahkan dari akuarium ke kolam semen. Kolam semen lebih bagus untuk pembenihan karena naik turunnya suhu dalam kolam semen tidak terlalu drastis atau suhunya bias dijaga bila dibandingkan di akuarium. Suhu yang sesuai untuk benih lobster air tawar adalah 25-300C.

Untuk tambahan udara, berikan aerator ukuran sedang (8 titik udara) dalam kolam semen (ukuran 2x1m). Setelah 2 bulan, benih lobster yang perkembangannya bagus akan berukuran 2” (5cm) dan siap untuk dijual. Lamanya waktu usaha pembenihan secara keseluruhan sekitar 6 bulan dari mulai proses perkawinan indukan sampai umur benih mencapai 2 bulan. Resiko kematian benih saat pemeliharaan ini sekitar 20%.

Pakan yang cocok untuk benih lobster adalah pelet khusus lobster, sayuran (misalnya tauge dan wortel), dan protein segar (misalnya cacing sutera dan cacing beku). Untuk pembenihan lebih dianjurkan diberi pakan cacing karena kadar proteinnya lebih tinggi. Untuk sayuran, sebelum diberikan pada bibit lobster harus direndam dulu tanpa dicacah atau dipotong-potong.

Lobster adalah tipe hewan yang hidup di dasar kolam, sehingga semua makanan harus berada di dasar kolam. Jika makanan mengambang, lobster tidak akan memakannya. Dalam sehari, benih lobster diberi makan 2x, yaitu pada pagi hari (pukul 07.00-09.00) dan sore (pukul 17.00-20.00). porsi ideal untuk makan pagi 1 ekor lobster adalah ¼ sendok teh pelet dan untuk makan sore sebanyak ½ sendok teh. Untuk cacing sutera atau beku, biasanya 1 liter cacing bisa dihabiskan dalam waktu 1 minggu untuk 1000 benih lobster.

Pemberian pakan berupa cacing, sayur dan pelet bias dilakukan secara bergantian. Pelet yang biasanya digunakan adalah pelet merek Pokphand karena kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 30%.

BUDIDAYA KAYU MANIS





Sebagian besar petani kayumanis di daerah produksi bellum memperhatikan teknik budidaya tanaman yang baik. Akibatnya kualitas dan kuantitas produksinya rendah. Padahal, dengan teknik budidaya yang tepat, produksinya diharapkan menunjang ekspor.

Karena tanaman ini mempunyai peranan yang besar untuk menambah devisa negara, maka teknik budidaya yang baik perlu diperhatikan dan dilaksanakan. Apalagi produksi dan mutu kulit kayu manis serta hasil olahannya dipengaruhi oleh jenis atau spesies, teknik budidaya, pemanenan dan perlakuan pascapanennya.



1. Syarat Tumbuh
Secara umum kayumanis menghendaki tanah yang subur, gembur dengan drainase yang baik, serta kaya akan bahan organik. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah andosol, latosol atau organosol. Tanaman ini juga menghendaki daerah beriklim lembab, curah hujan merata sepanjang tahun dengan jumlah curah hujan 2000-2500 mm/tahun tanpa musim kering yang panjang, serta suhu harian 19-23,3 derajat celsius.

2. Benih
Untuk menghasilkan tanaman yang pertumbuhan dan produksinya bagus sebaiknya benih diambil dari pohon induk terpilih yang sehat, pertumbuhannya normal, tahan hama penyakit, berumur lebih dari 7 tahun, dan dari jenis yang nilai ekonomisnya baik.
Benih harus masak sempurna secara fisiologis (sebaiknya yang baru jatuh dari pohon), dan berwarna biru kehitaman.

Bagi daerah pengembangan yang jauh dari sentra produksi, benih dapat diperoleh dnegan memesan di sentra produksi terdekat. Mengingat biji kayumanis tergolong berumur pendek dan sangat cepat kehilangan daya kecambahnya, harus diperhatikan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan benih. Benih jangan disimpan lebih dari satu minggu pada suhu kamar (27-28 derajat celcius) atau lebih 4 minggu pada suhu rendah (15-20 derajat celcius)

3. Pemmbibitan
Benih dapat disemaikan di lapangan maupun di polibag. Lokasi pembibitan sebaiknya dekat jalan, dekat sumber air, dekat daerah penanaman, dan tanahnya relatif subur. Bila benih disemaikan dilapangan, tanah dipacul dua kali sedalam 20-30 cm, digaru, dihaluskan, seradibersihkan dari sisa tanaman yang ada. Kemudian dicampur pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 kaleng minyak tanah/m ppersegi, dan dibuat bedeng memanjang ke arah utara-selatan dengan ukuran lebar 1-1,20 m dan panjang sesuai kondisi lapangan.

Setiap bedengan dibatasi parit drainase sekaligus berfungsi sebagai jalan untuk memudahkan pekerjaan menanam, menyiram, dan memindahkan bibit. Lebar selokan 30 cm dengan kedalaman 20 cm. Bagian atas persemaian dilapisis pasir setebal 5 cm. Setelah itu biji dengan jarak tanam 5 cm. Penyiraman dilakukan secara rutin

Setelah benih berkecambah pada 1-2 minggu, tanaman diberi naungan untuk mencegah kematian bibit akibat sengatan sinar matahari langsung. Setelah mempunyai 3 pasang daun tanaman dapat dipindahkan ke polibag berukuran 20 cm x 30 cm (bibit berumur 3 bulan). Media polibag dapat berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Polibag ditempatkan di bawah naungan dan disiram setiap hari.

Setelah bibit berumur 8-12 bulan dengan tinggi 60-80 cm, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Bila benih langsung disemai di polibag, gunakan polibag berdiameter 10 cm dan tinggi 15 cm, media yang digunakan sama. Kemudian setiap polibag ditanami satu benih dan disiram. Benih akan berkecambah dalam 1-2 minggu. Bibit di polibag tetap disiram setiap hari sampai siap dipindah ke lapangan pada umur 8-12 bulan.

Pupuk dan Zat Hara bagi Tanaman




Tanaman membutuhkan unsur-unsur dan zat hara dengan susunan dan perbandingan tertentu dalam proses  pertumbuhan dan produksinya. Dalam hal ini pupuk dapat berfungsi sebagai penyedia dan pengganti unsur-unsur hara tersebut, dengan tetap memperhatikan keseimbangan unsur-unsur hara  tanah.


Pemberian pupuk pada tanaman setelah dipanen hasilnya (buah, bunga, daun, atau bagian tanaman lainnya) mutlak diperlukan, agar kondisi tanaman pulih kembali dan mampu berproduksi lebih baik. Pada masa pembungaan dan pembuahan, banyak sekali unsur-unsur hara di dalam media tanam tidak tercukupi, sehingga seluuruh persediaan unsur hara dii dalam akar sampai daun yang berdekatan dengan buah digunak oleh tanaman untuk proses pembuahannya. Akhirnya, karena persediaan bahan makanannya hampir habis, tajuk tanaman tampak seerti pohon gundul dan akar rambutnya seperti mengering.


Untuk mengganti unsur-unsur hara yang telah habis terpakai oleh tanaman itulah pemupukan tanaman yng tepat perlu dilakukan.
A.    
  Pupuk Alam dan Pupuk Buatan

Pupuk sebagi bahan penyedia zat hara bagi tanaman dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan.

1.       Pupuk alam atau pupuk organik berasal dari hewan dan tumbuhan. Misalnya pupuk kandang, kompos, guano, minyak ikan, dan tepung tulang.

2.       Pupuk buatan atau pupuk anorganik merupakan senyawa kimia yang diproduksi oleh pabrik. Bentuknya berupa pupuk tunggal seperti urea, TSP, ZA, KCL, dan lain sebagainya.

Menurut Slamet Soeseno dalam ‘Mengapa Tanman Hias Anda Sakit”, pemupukan tanaman pot wajib hukumnya. Karena tanaman dalam pot lebih cepat kehabisan unsur hara dibandingkan yang tumbuh langsung di tanah.

Pemupukan yang benar menurutnya ialah pemberian pupuk yang seimbang unsur-unsurnya. Pupuk diberikan dengan jumlah yang cukup, sesuai petunjuk atau sesuai gejala kekurangan unsur yang ditunjukkan tanaman pada suatu saat.
B.       
Unsur-unsur Hara yang Diperlukan

Tanaman membutuhkan berbagai unsur hara untuk pertumbuhannya, yaitu unsur hara makr( Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Sulfur, dan Magnesium) dan unsur-unsur hara mikro ( Zing, Boron, Mangan dan lain-lain). Bila terjadi kekurangan salah satu unsur hara tersebut, maka tanaman tidak akan sempurna hidupnya. Semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman itu disebut unsur hara esensial, karena tak dapat diganti oleh unsur hara lainnnya.


Unsur N atau Nitrogen sangat diperluan untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan unsur ini mengakibatkan tanaman kerdil, lemah, warna daun hijau pucat, buah yang masih muda mudah gugur. Pupuk kimia yang mengandung unsur N dan pupk organik minyak ikan merupakan sumber nitrogen yang baik


Unsur P atau Forfor sangat membantu tanaman agar tumbuh dengan batang dan perakaran yang baik dan kuat. Setelah tanamannya dewasa unsur ini membantu menghasilkan bunga dan buah yang sehat dan normal. Kekurangan unsur ini akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhenti dan kerdil, daunnya mengecil hijau.Pupuk anorganik yang mengandung unsur ini dan pupuk organik  tepung tulang  merupakan sumber fosfor yang baik bagi tanaman.


Unsur K atau Kalium berfungsi memberi kekuatan pada batang serta merangsang pertumbuhan daun pada tanaman. Kekurangan unsur ini mengakibatkan ujung daun tanaman menunjukkan gejala kering seperti terbkar, daun berguguran mulai bawah sampai atas, daun berwarna coklat dan mudah patah.


Unsur Ca atau Kalsium diperlukan tanaman dalam jumlah tidak begitu banyak, tapi fungsinya sangat penting untuk merangsang pembentukan akar dan biji. Ia juga menambah kekuatan batang, akar, dan bunga pada tanaman. Kekurangan unsur ini akan mengakibatkana pertumbuhan daun tidak sempurna, kuncup bunga mengering, yang biasanya terjadi pada tanaman yang media tanamnya terlalu asam. Pupuk organik tepung tulang, tepung cangkang siput,dan tepung kapur merupakan kalsium yang baik bagi tanaman dan dapat menetralkan kemasaman tanah.


Unsur S atau Sulfur (belerang) berpenran dalam pembentukan bintil-bintil akar, membentuk pertumbuhan anakan dan pembentukan berbagai jenis protein seperti asam amino. Kekurangan unsur ini menimbulkan gejala hijau muda pada urat daun, dan jaringan di antara uratnya.


Unsur Mg atau Magnesium merupakan unsur hara terpenting dalam pembentukan klorofil (zat hijau daun), agar fotosintesa pada tanaman bisa berlangsung sempurna. Kekurangan unsur ini menunjukkan gejala daun coklat bagian tengahnya tapi pinggirnya tetap hijau.


Pupuk organik  seperti minyak ikan, tepung tulang,, pupuk kandang, kom[os, dan abu kayu merupakan sumber magnesium yang baik. Pupuk organik itu juga kaya dengan unsur-unsur hara mikro seperti Ferrum, Boron, Mangan, Zingcum, yang penting sekali sebagai bahan pembentukan enzim.


Semua unsur hara itu, baik yang makro maupun mikro sangat diperlukan tanaman untuk pertumbuhan, kesehatan, dan kealngsungan produksinya.

Burung Perkutut Putih yang khas


Tidak semua pedagang perkutut memiliki perkutut putih yang dijual. Sebanrnya burung perkutut putih memang ada tapi sangat jarang ditemui dan kadang orang sampai meragukan warna bulu putihnya. Burung ini sulit didapat, karena populasinya yang terbatas. Seorang pedagang perkutut di Jakarta mengaku hanya memiliki seekor perkutut diantara puluhan perkututnya. Ia berencana akan mengawinkan perkutut putihnya itu dengan perkutut biasa, agar menurunkan perkutut putih. Kalau berhasil ia akan menawarkan dengan harga jutaan per ekor.

Orang lain yang sudah menangkarkannya secara serius adalah Nelson Yusuf. Penggemar sekaligus pedagang perkutut di Bandung ini telah mencoba menangkarkannya. Meskipun diakui cukup sulit, namun tangkarannya itu telah menghasilkan 7 perkutut putih yang mulus.


Kekhasan Perkutut Putih

Perkutut putih sebenarnya adalah perkutut albino, menurut seorang kurato ornitologi, kedua induk perkutut albino ini adalah perkutut-perkutut biasanya. Karena masing-masing induknya membawa gen putih, maka bisa saja satu di antaranya berbulu putih. Karena itulah, perkutut putih ini terbilang langka. Bulu putih itu bisa sedikit terselip di antara bul aslinya, atau malah seluruh tubuhnya dipenuhi bulu putih seperti perkutut putih.

Bentuk dan ukuran tubuh perkutut putih ini seperti perkutut biasa, akan tetapi paruh dan kukunya putih, sedangkan matanya merah. Kalau ciri paruh, kuku, dan matanya tidak demikian berarti perkutut putih itu palsu, karrena biasanya diputihkan atau di cat.

Keistimewaan perkutut putih menurut Nelson hanya pada warna bulunya yang putih mulus. Suaranya sama saja dengan perkutut biasa.

Usaha Penangkaran

Menurut Nelson, selama bertahun-tahun menangkarnya, ia hanya mendapat 7 ekor anakan perkutut putih. Nelson memiliki cara untuk menjodohkan perkutut putih dengan perkutut biasa. Menurut Nelson, jangan menjodohkan perkutut betina putih dengan pejantan perkutut biasadalam satu kandang. Kalau dijodohkan seperti itu perkutut jantan akan stres karena takut melihat pasangannya yang berwarna putih.

Perkutut putih yang dikawini perkutut biasanya umumnya 50% ketururnannya berwarna putih dan lainnya biasa. Anakan perkutut berbulu biasa justru lebih dominan. Akan tetapi, kalau anakan tadi saling dikawinkan justru memiliki kemungkinan untuk  menghasilkan anakan berbulu putih. Kesullitan menghasilkan perkutut putih inilah yang mebuat perkutut albino ini langka dan harganya mahal.


Perawatan

Perawatan perkutut putih sama dengan perkutut pada umumnya. Supaya tetap sehat, perkutut putih mendapatkan sinar matahari cukup, tidak banyak terkena angin, dan air minumnya harus selalu bersih. Untuk menjaga kesehatannya, perkutut putih ini perlu juga di beri vitamin B12 khusus burung.

Meningkatkan Kualitas Melon dengan Heigrow




Sebelum ditemukan heigrow, pekebun di Situbondo masih menggunakan kresek atau kantung pplastik bening untuk membungkus melon. Heigrow adalah semacam pembungkus yang berfungsi ganda, yaitu melindungi buah dari serangan hama dan membuat kulit buah lebih mulus. Itu karena heigrow terbuat dari bahan nonwoven bertekstur lembut, pori kecil, dan ringan. Dengan sifat-sifat itu ia mampu menyelimuti melon secara sempurna, tanpa merusak kulit atau menghambat sirkulasi udara.




Agar terhindar dari serangan hama, warna kulit pucat dan belang terjadi, penggunaan heigrow ini sangat penting. Itu lantaran uap uap air tertahan dalam plastik lalu mengembun dan menempel di kulit. Akibatnya peanmpilan buah kurang menarik sehingga menurunkan daya jual apabila memakai selain heigrow.

Pekebun Situbondo

Salah satu pekebun di Situbondo sudah merasakan manfaat heigrow, akhirnya kualitas melon meningkat hingga bisa memenuhi standar ekspor. Kini cukup menggunakan heigrow, minimal 95% dari melon yang dipanennya masuk standar ekspor.

Melon dibungkus ketika masih seukuran telur ayam. Pilih buah yang pertumbuhannya sempurna. Masukkan kantong heigrow dari bagian bawah buah, lalu ikat di pangkal tangkai. Pastikan setiap kantong hany berisi satu buah agar sirkulasi udara baik. Kantong terlihat longgar karena ukuran buah jauh lebih kecil. Namun, sejalan dengan pertumbuhan buah, lambat laun akan pas.

Pekebun Banyumas

Pengalaman lain seorang pekebun di Banyumas. Melonnya 100% diterima pasar awalayan karena memakai heigrow. Pria pekebun itu melakukan pembungkusan setelah jaring buah terbentuk, jika dibungkus sebelum membentuk jaring, hasilnya kurang bagus. Mungkin karena saat itu buah perlu sinar matahri penuh. Resikonya, lalt buah dapat masuk sebelum heigrow dipasang.

Menurut seorang pakar, pemakaian hegrow tak akan memberatkan pekebun. Biayanya murah dibandingkan biaya tambahannya. Di pasaran heigrow tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Untuk melon, kategorinya XL, 30 cm x 40 cm. Semangka  memakai ukuran lebih besar, XXL. Bentuknya selain bulat ada juga yang bulat memanjang.