Rumput laut yang biasanya digunakan untuk bahan membuat agar gracilaria sp adalah rumput laut yang termasuk pada kelas alga merah (Rhodophyta) dengan nama daerah yang bermacam-macam, seperti: sango-sango, rambu kasang, janggut dayung, dongi-dongi, bulung embulung, agar-agar karang, agar-agar jahe, bulung sangu dan lain-lain.
Tempat Tumbuh dan Perkembangbiakan
Seperti pada alga kelas lainya, morfologi rumput laut gracilaria tidak memiliki perbedaan antara akar, batang dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan thallus (jamak: thalli) dengan berbagai bentuk percabangannya. Secara alami gracilaria hidup dengan melekatkan (sifat benthic) thallusnya pada substrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang, kulit kerang, karang mati, batu maupun kayu, pada kedalaman sampai sekitar 10 sampai 15 meter di bawah permukaan air yang mengandung garam laut pada konsentrasi sekitar 12o/oo - 30o/oo.
Sifat-sifat oseanografi, seperti sifat kimia-fisika air dan substrat, macamnya substrat serta dinamika/pergerakan air, merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan pertumbuhan gracilaria.
Teknik Budidaya
Budidaya gracilaria sudah sejak lama dikembangkan di beberapa negara seperti Taiwan dan Chile. Berdasarkan hasil kajian, gracilaria dapat dibudidayakan dengan beberapa metoda, yaitu: metoda dasar di dalam tambak dengan menebarkan bibit pada dasar tambak dan metoda lepas dasar seperti budidaya Echeuma sp., yaitu dengan cara mengikat bibit pada tali ris (ropeline) kemudian diikatkan pada patok-patok atau pada rakit.
Akhir-akhir ini dikembangkan pula budidaya gracilaria dengan metoda rakit dan metoda rawai. Dalam tulisan ini diuraikan salah satu metoda budidaya gracilaria yang paling banyak digunakan, yaitu metoda dasar di dalam tambak.
Bibit
Tanaman yang dipilih untuk bibit adalah gracilaria yang pada usia panennya memiliki "kandungan agar-agar" yang cukup tinggi dan memiliki "kekuatan gel" yang tinggi pula. Pemeriksaan di laboratorium oleh pakar sebelum tanaman dijadikan bibit dapat membantu memilih bibit yang baik dan dapat mencegah menyebarnya bibit yang berkualitas rendah. Bagian tanaman yang dipilih untuk bibit adalah thallus yang relatif masih muda dan sehat, yang diperoleh dengan cara memetik dari rumpun tanaman yang sehat pula dengan panjang sekitar 5 sampai 10 cm. Dalam memilih bibit perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- thallus yang dipilih masih cukup elastis;
- thallus memiliki banyak cabang dan pangkalnya lebih besar dari cabangnya;
- ujung thallus berbentuk lurus dan segar;
- bila thallus digigit/dipotong akan terasa getas (britel);
- bebas dari tanaman lain (epipit) dan kotoran lainnya.
Cara Tanam
Tambak yang keadaan dan kualitas airnya sudah memenuhi syarat dibersihkan dari kotoran kemudia tambak dikuras dengan mengeluarkan dan memasukan air laut pada saat pasang- surut sehingga air yang ada dalam tambak merupakan air segar (baru). Bibit ditanam dengan cara menebarkannya secara merata di dalam tambak pada saat keadaan cuaca cukup teduh, yaitu pada pagi hari atau sore hari.
Syarat Kondisi Air
Kedalaman air dalam tambak harus diatur, sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman dan juga meningkatkan isi kandungan dari tanaman. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pada 4 minggu pertama, air dalam tambak supaya dipertahankan pada ke-dalaman sekitar 30 sampai 50 sentimeter, dengan tujuan agar pertumbuhan cabang lebih cepat.
- Pada minggu kelima sampai minggu keenam atau ketujuh air dipertahankan pada kedalaman sekitar 50 sampai 80 sentimeter dengan tujuan memperlambat pertumbuhan cabang sehingga tanaman dapat meningkatkan isi kandungan.
- Pada musim kemarau suhu air di dasar tambak diusahakan supaya tidak terlalu tinggi dan apabila suhu air di atas normal maka kedalaman air di dalam tambak perlu ditambah, sehingga suhu di dasar tambak dapat dipertahankan pada kondisi normal.
No comments:
Post a Comment